Tuesday, March 22, 2011

SBY seperti SUTRADARA SINETRON


JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat politik Yudi Latief menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak ubahnya sutradara sinetron. Yudi mengemukakan hal itu terkait belum adanya pernyataan resmi Presiden Yudhoyono tentang maraknya teror bom buku belakangan ini.


“Presiden Yudhoyono mirip sutradara sinetron Indonesia yang pandai menata episode. Untuk memperpanjang jam tayang, logika kisah tidak penting. Yang penting bisa berakhir pada 2014 ,” kata Yudi, di sela acara Mimbar Bebas di kampus Universitas Sayta Negara Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (21/3/2011).


Direktur Eksekutif Reform Institute ini mengemukakan, hal ini berbeda dengan saat pengeboman di Ritz Carlton (Mega Kuningan). “Saat itu Presiden langsung mengeluarkan kecaman, bahkan sudah sampai menunjuk pihak tertentu di balik pengeboman. Demikian pula saat penggerebekan gembong teroris Dr Azhari dan Noordin M Top, Presiden juga mengeluarkan pernyataan resmi,” tuturnya.


Yudi mensinyalir ada tanda-tanda pembiaran agar isu bom buku ini tetap menjadi perhatian masyarakat. Menurutnya, strategi ini adalah cara bertahan penguasa dan mengalihkan tekanan yang dihadapi pemerintah dari masyarakat.


Menurut Yudi, pemerintah sedang menghadapi delegitimasi serius di level internasional maupun nasional. Ia menjabarkan, di level internasional citra pemerintahan sedang terpuruk oleh bocoran Wikileaks yang diberitakan dua media Australia. “Apalagi kabar itu diangkat saat Wapres Boediono sedang melawat ke Australia. Itu (momentum yang dipilih) tentu ada maksud khusus dan benar-benar menampar pemerintahan Yudhoyono,” tutur Yudi.


Di level nasional, kata Yudi, pemerintahan Yudhoyono sedang menghadapi delegitimasi terkait pernyataan pemerintahan gagal yang disampaikan tokoh-tokoh lintas agama.


“Pada level politik, ditariknya kembali dua partai politik yang dinyatakan akan didepak dari koalisi pemerintahan jelas memunculkan keraguan baru atas ketegasan Yudhoyono. Selain itu, ada pihak-pihak yang sebelumnya telah didekati sebagai calon pengganti pasti memiliki ketidakpuasan tertentu,” papar Yudi.


iya dong, lawan politik SBY PRESIDEN itu buayak. beliau harus cerdas mengatur episode bwt melawan politikus- politikus seperti MEGA, WIRANTO, SURYA PALOH dengan METRO sebagai jubirnya, ICAL dengan TV ONE sebagai tamengnya. susah gan jadi presiden di negeri ini, politiknya busuk- busuk. harus pandai atur strategi agar tetep bisa mengapdikan diri untuk negeri tercinta.