Tuesday, March 22, 2011

Kejar Kesejahteraan, Elit PKS Korbankan Kader

JAKARTA – Mantan Pendiri dan Wakil Presiden Partai Keadilan (PK), Syamsul Balda mengaku sedih melihat konstituen dan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dibohongi dan dijadikan komoditas untuk mencapai kesejahteraan elit PKS.


“PKS bukanlah PK karena ada perbedaan ideologi, tapi konstituen PKS adalah konstituen PK yang dikenal militan, taat, ikhlas dan yakin bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Sementara PKS tidak lagi berazaskan Islam hingga kader hanya dijadikan komoditas oleh para elit PKS,” kata Syamsul, kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/3).


Menurut Syamsul, jika kader di bawah dan konstituen tahu apa dan siapa sebenarnya PKS saat ini, mereka pasti meninggalkan PKS. “Saya sendiri karena tahu prilaku mereka, makanya cepat ke uar dari PKS,” ungkap Syamsul.


Lebih lanjut Syamsul mengingatkan masyarakat dalam memahami PKS jangan hanya melihat platformnya. “Platform semua partai pasti bagus, namun platform saja belum cukup jadi pedoman. Lihatlah perilaku elitnya,” saran Syamsul.


Ketika diminta mengungkap prilaku elit PKS, Syamsul hanya mengatakan sangat mengetahuinya, namun tidak akan mengungkapnya karena biarlah kelak masyarakat yang akan menilainya. “Khusus untuk keputusan dan alasan saya keluar dari PKS karena saya menentang cara pencarian dana atau fund raising yang dilakukan PKS. PK mendapatkan dana hanya dari infaq para simpatisannya dan umat Islam. Tapi sumber dana PKS berasal dari fund raising di instansi pemerintahan.”


Berdirinya PK, lanjut Syamsul, sesuai dengan kondisi Indonesia yang hingga kini belum mendistribusikan keadilan sosial, pendidikan, dan hukum. Tapi setelah ditambahkan huruf “S”, singkatan dari sejahtera, maka partai pun berubah dari orientasi mengejar keadilan bagi masyarakat menjadi hanya mengejar kesejahteraan bagi elit-elit PKS. “Saya kira para elit PKS sekarang memang sudah semakin sejahtera,” tegas Syamsul. (fas/jpnn)