Thursday, March 17, 2011

Uni Eropa Minta Anggotanya Periksa Makanan dari Jepang


Brussels (ANTARA News/AFP) – Uni Eropa telah meminta pada negara-negara anggotanya untuk memeriksa kemungkinan radiasi pada makanan impor dari Jepang, menyusul krisis nuklir di negara itu, demikian keterangan seorang juru bicara Komisi Eropa.


“Satu rekomendasi telah dikeluarkan melalui sistem peringatan cepat pada makanan dan pangan hewan, yang merupakan sistem pertukaran informasi keamanan pangan Eropa,” kata juru bicara Komisi Eropa untuk urusan kesehatan, Frederick Vincent, di Brussels (Belgia), Rabu (Kamis WIB).


Sistem tersebut, menurut dia, dikeluarkan pada Selasa (15/3) dan meminta pemerintah-pemerintah yang melakukan pengawasan untuk memberitahu ke-27 negara anggota EU, jika tingkat radiasi telah melampaui tingkat yang diizinkan.


Penerapan pengawasann pada sejumlah kecil produk, kata Vincent, menunjukkan bahwa Uni Eropa telah mengimpor 9.000 ton buah dan sayuran dari Jepang pada 2010. Uni Eropa juga mengimpor sejumlah kecil ikandari Jepang.


Ketakutan akan terjadinya bencana nuklir akibat ledakan yang dipicu gempa berkekuatan hingga 9 skala Richter (SR) pada Jumat (11/3) itu bertambah ketika Jepang berjuang untuk mengatasi krisis di pusat listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima No.1.


Komisaris Bidang Energi Eropa, Guenther, mengatakan bahwa komisinya telah menyampaikan kekhawatiran bahwa situasinya dapat memburuk, dan memperingatkan bahwa “situasi telah di luar kendali”.


“Kami sangat khawatir dan amat sedih atas gambar-gambar yang kami saksikan dari Jepang, dan kami kira belum pada akhir dari rentetan kejadian tragis dan mendatangkan bencana yang luas. Dalam beberapa jam yang akan datang bisa ada kejadian-kejadian katastropik lagi yang dapat menimbulkan ancaman pada hidup orang-orang di negeri itu,” katanya dalam satu sidang Komisi Parlemen Eropa.


Ia menambahkan, “Kondisinya di tangan Tuhan”.