Tuesday, March 22, 2011

Presiden Serukan Penghentian Teror yang Meresahkan

fui(1) Presiden Serukan Penghentian Teror yang Meresahkan


JAKARTA: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak untuk menghentikan praktik-praktik tidak terpuji seperti teror yang meresahkan masyarakat.

“Mari kita tingkatkan solidaritas, kebersamaan untuk menghentikan praktik-praktik tidak terpuji,” kata Presiden dalam sambutannya pada peringatan Dharma Santi Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1933 di Jakarta, Senin (21/3) malam.

Ia mengatakan, rangkaian aksi teror belakangan ini telah menodai ketentraman dan kedamaian yang selama ini selalu dijaga oleh pemerintah dan semua komponen bangsa.

“Beberapa kasus dengan bahan peledak yang dikemas di dalam buku dan dipaketkan akhir-akhir ini telah menimbulkan keresahan dan rasa saling curiga,” kata Kepala Negara.

Presiden menyatakan, “Kita tidak boleh membiarkan masyarakat dikejar rasa ketakutan dan dihantui teror yang meresahkan seperti itu”.

Karena itu, Presiden Yudhoyono meminta semua pihak meningkatkan solidaritas dan kebersamaannya untuk menghentikan praktik-praktik tidak terpuji itu.

“Jangan biarkan negeri kita sebagai lahan bagi aksi kekerasan, keangkaramurkaan, kebencian tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab,” kata Presiden menekankan.

Presiden menegaskan, peran serta semua elemen bangsa sangat penting untuk menghentikan praktik-praktik tidak terpuji, membantu aparat keamanan dan hukum melaksanakan tugasnya secara sungguh-sungguh dan profesional.

Pemerintah, lanjut dia, baik di pusat maupun daerah meminta semua tokoh masyarakat, tokoh agama, untuk bersama-sama mencegah perilaku-perilaku buruk yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Ia mengemukakan, seluruh umat manusia apapun agama yang dipeluknya tentu menginginkan kehidupan yang betul-betul aman damai dan sejahtera. “Oleh karena itu kita pupuk, jiwa, hati dan pikiran kita agar bersemi dan tumbuh perilaku dan tindakan yang sungguh mencintai kedamaian, ketentraman, dan harmoni,” kata Yudhoyono.

Presiden mengatakan, kedamaian terletak di hati masing-masing individu, bukan dalam pidato yang berapi-api dan pernyataan politik yang indah-indah. “Para pemuka agama perlu terus mengajak umatnya agar menjalani hidup damai dengan penuh toleransi dan harmoni dalam kemajemukan,” demikian Presiden Yudhoyono. (Ant/OL-2)