Thursday, March 17, 2011

Ahmad Dhani Dapat Kiriman Paket Bom Buku

berita ahmad dhani di kirim bomBerita Gosip terbaru hari ini - Ahmad Dhani Dapat Kiriman Paket Bom Buku - Studio Ahmad Dhani di Jalan Pinang Mas III, Jakarta Selatan dikirimi paket buku berisi bom. Dhani menduga kalau si pengirim menganggap dirinya sebagai penganut Yahudi.

'Tahun 2005 lalu saya pernah dibilang saya Yahudi, dan banyak sekali buku-buku saya (disebut) sebagai zionis Yahudi. Saya nggak tahu dinilai dari apa,' ucap Dhani saat ditemui di kediamannya, kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (17/3/2011).

Menurut bos Republik Cinta Management (RCM) itu, ia diminta untuk menuliskan kata pengantar dalam buku berjudul 'Yahudi Militan'. 'Intinya isinya bantahan Dhani tentang Yahudi,' jelasnya.

Namun ibunda Dhani curiga dengan kiriman paket yang berasal dari Bogor itu. Sebelum dibuka, Dhani melaporkan tentang kiriman buku tersebut ke Polsek Kebayoran Lama.

Bapak tiga anak itu menganggap hal yang terjadi pada dirinya sebagai bagian dari hidup. Dhani menegaskan kalau dirinya percaya dengan Tuhan.

'Saya minta perlindungan Allah SWT,' tutur musisi kelahiran Surabaya, 26 Mei 1972 itu.

Kronologis Bom di Rumah Ahmad Dhani

Setelah tiga buah bom dikirimkan ke kantor Ulil Absar Abdalla, Goris Mere, dan Yapto S. Kini, sebuah bom dikirim ke rumah Ahmad Dhani. Bom pun langsung diledakkan Jihandak Polda Metro Jaya.

Awalnyapukul 13.00 WIB hari Selasa 15 Maret kemarin rumah Ahmad Dhani kedatangan sebuah buku. Akan tetapi, buku ini baru dibuka sekitar pukul 09.00 WIB pagi tadi

Setelah dibuka, Ahmad Dhani curiga terhadap buku berjudul ‘Yahudi Militan’ dan langsung menghubungi Polsek setempat.

“Polsek menghubungi Polres dan Polres langsung menghubungi Jihandak untuk mengambil tindakan,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Baharudin Jafar di Mabes Polri, Kamis (17/3/2011).

Kemudian Jihandak pun langsung datang dan berhasil menjinakkan bom tersebut
sekitar pukul 12.00 WIB siang tadi.

Baharudin mengungkapkan, tampilan bom tidak berbeda dengan buku-buku sebelumnya yang dikirimkan ke kantor Ulil, Goris Mere, dan Yapto. Hanya saja, judul bukunya saja yang berbeda.