Thursday, March 17, 2011

opini : kreatifitas nol, perguruan tinggi lepas tanggung jawab


setiap hari saya melihat beratus-ratus mahasisa lalu-lalang di se-sekitar kampus, banyak harapan dan tujuan yang berbeda saya kira dalam pikiran-pikiran yang mereka bawa. Namun satu hal yang pasti sama, bahwa mereka menjalani rutinitas yang biasa ia jalani. Dibalik itu semua, sebuah harapan besar menanti untuk segera mengangkat derajat keluarga. siapapun itu saya kira bukan masalah yang penting.



Hari ini adalah dies natalis kampus tercinta....

ya...walaupun dengan sejarah kelam di balik nama yang akhirnya membuat saya malu untuk berkata lantang bahwa saya kuliah di perguruan tinggi negri dengan nama yang familiar sebagai alat kudeta presiden kedua kita.



Universitas sebelas maret atau kalian lebih nyaman menggunakan UNS sebagai sebutan sehari-hari. sebagai perguruan tinggi ternama di solo, dia (uns-red) mencetak beribu-ribu sarjana setiap harinya...

Dari sarjana pendidik, tekik, kedokteran, petanian, sastra, hukum, sosial dan ilmu murni. akan sangat bangga sekali ketika gelar sarjana melekat pada individu didalamnya.
Karena perjuangan yang selama bertahun-tahun akhirnya telah sampai pada peraduan...


Namun ada pemasalahn besar yang kemudian muncul didepan mata, ketika seseorang mulai menginjakan kaki keluar dari perguruan tinggi...



'saya mau kerja apa??'

'saya mau kerja dimana??'



Lepas tanggung jawab perguruan negri, jika seperti ini benar saja ketika seorang pakar berkata bahwa perguruan tinggi hanya mencetak pengangguran dan tenaga kuli...

artinya tidak ada pencipta-pencipta yang revolusioner...
di tambah lagi dengan adanya job fair, semakin bertambah deretan panjang sejarah kelam perguruan tinggi dengan identitasnya mencetak kuli kantor.....
pengembangan selama proses belajar hanya dogma-dogma yang mengalir indah bak dongeng sebelum tidur...



menurut hemat saya...

ada sebuah folup dari perguruan tinggi setelah mahasiswanya mendapat kesempatan mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapat...

jika itu memang benar ilmu...heeheee

just kiding



sekarang jika bicara data, berapa banyak lulusan yang benar-benar bekerja sesuai dengan keinginan awal dia masuk kuliah, atau lebih baik dari itu...dari pada hanya sekedar menganggur di depan tv dengan membaca koran lowongan kerja....

ahaaaaa

tidak kawan...



beberapa kawan alumni yang saya ajak berdiskusi mengatakan hal yang berbeda, bahwa tentang lulusan yang mendapat kerja tergantung dari kretifitas mahasiswa sendiri...



iya kah??



berapa besar peguruan tinggi berperan untuk mengembangkan kreatifitas dalam diri mahasiswa selama dia berproses didalam perkuliahahn....


kreatifitas merupakan softskill yang harus di asah diluar bangku kuliah, pakar-pakar teori pada jaman sekarang sudah dianggap sebagai pencerita dongeng, kita lebih dari sekedar hanya pakar bicara dan teori, namun pakar pergerakan yang dihasilkan dari sekolah-sekolah jalanan atau organisasi

untuk menunjang ini, perkuliahan dan organsiasi harus seimbang, mereka berdua tidak dapat dipisahkan sendiri-sendiri. Teori-teori yang didapat merupakan dasar untuk bergerak.

teori tanpa aksi adalah impotensi
aksi tanpa teori sama dengan bunuh diri

karena mereka berdua saling menduung satu sama lain...