ARENAKU.COM – Persela Lamongan membutuhkan keberuntungan untuk menaklukkan tamunya Semen Padang. Gol dari titik putih yang dieksekusi Fabiano Beltrame menit 24 adalah satu-satunya gol yang terjadi di Stadion Surajaya Minggu malam.
Di laga yang berakhir 1-0, baik Persela maupun Semen Padang mempertontonkan pertandingan berkualitas. Sayang hanya sebiji gol yang tercipta dan sama sekali tak mewakili banyaknya peluang yang berhasil tercipta.
“Kita masih lemah dalam penyelesaian akhir. Mendapat banyak peluang tapi tak bisa dimaksimalkan. Tapi saya puas dengan kemenangan ini karena lawan memang tangguh,” cetus Pelatih Persela Subangkit.
Persela mendapatkan pinalti setelah pemain Semen Padang, Vendri Mofu, hands ball di kotak terlarang. Keputusan wasit tepat, tapi secara umum tak sepenuhnya objektif. Itu jika mendengar keluhan kubu Semen Padang yang merasa sering dirugikan.
Pelatih Nil Maizar mengungkapkan, timnya kurang beruntung karena tak bisa memasukkan bola ke gawang Persela.
“Selain itu keputusan wasit kurang bagus. Ada beberapa keputusan yang tak objectif. Saya pikir hasil imbang lebih bagus jika melihat kualitas pertandingan,” kata Nil Maizar.
Persela sejatinya tidak terlalu istimewa di babak pertama. Hilangnya Mustafic Fachrudin dan I Gede Sukadana memaksa Subangkit melakukan eksperiman di lapangan tengah. Kim Young Han dipaksa menjadi gelandang bertahan walau posisi idealnya seorang penyerang.
Ini membuat ritme Laskar Joko Tingkir tak normal. Gustavo Lopez yang seharusnya konsentrasi dalam menyerang, seringkali harus membantu pertahanan. Serangan tuan rumah juga tak terlalu bagus.
Gol Fabiano Lopez dari titik putih, bisa dikatakan sebuah keberuntungan setelah Mofu hands ball. Terhitung hanya satu peluang bagus diperoleh Persela melalui Hendro Siswanto yang tendangannya tak terarah ke gawang walau posisinya bebas.
Semen Padang juga terlihat bermain aman dan lebih konsentrasi ke pertahanan. Agresifitas kala mengalahkan Deltras Sidoarjo sama sekali tak muncul. Junior Wilson dikunci rapat oleh Fabiano Beltrame dan Charis Yulianto.
Selepas jeda pertandingan jauh lebih menarik. Kedua tim sama-sama menyerang dan membuka peluang. Di sini sangat kentara kualitas tim sangat seimbang, baik dalam menyusun serangan maupun bertahan. Sayang permainan menyerang tak diwakili dengan gol ke gawang.
Fabiano Beltrame pantas menjadi pemain terbaik di atas lapangan. Bukan karena sukses sebagai eksekutor pinalti dan penentu kemenangan timnya, tapi juga permainannya sepanjang laga. Tackling, heading, maupun konsentrasinya luar biasa dalam menghadang agresi pemain Semen Padang.[ok/lur]
