Saturday, April 30, 2011

Dapoer Seni Djogja Pentaskan Negaraku Sedang Demam

“Di dalam drama ini, semangat yang coba kami angkat adalah tentang pentingnya martabat,” kata Indra Tranggono di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, semangat yang diangkat dalam pementasan drama tersebut sejalan dengan perjuangan dari berbagai elemen masyarakat yang menginginkan penetapan Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paduka Paku Alam bertahta menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.

Oleh karenanya, lanjut dia, drama yang akan disutradarai oleh Isti Nugroho itu juga dipersembahkan untuk perjuangan keistimewaan Yogyakarta.

“Negaraku Sedang Demam” tersebut sebelumnya telah dipentaskan di Jakarta dan Solo, namun untuk pementasan di Yogyakarta, drama tersebut akan lebih dikembangkan.

Pengembangan akan meliputi muatan tematik, peristiwa dramatik serta seni keaktoran. “Kami mengolah pementasan ini agar selalu aktual dan kontekstual karena teater itu selalu tumbuh dan membuka diri terhadap berbagai kemungkinan,” kata Indra.

Di dalam pementasan berdurasi sekitar 90 menit tersebut, selain akan menampilkan anggota teater dari Dapoer Seni Djogja, juga akan diperkuat aktris Olivia Zalianty, Joko Kamto, Novi Budianto dan Eko Winardi.

“Di dalam pementasan nanti, kami akan bermain secara maksimal. Yogyakarta itu sangat istimewa, termasuk penontonnya yang dikenal sangat kritis,” kata Isti Nugroho.

Aktris Olivia Zalianty yang dikenal menggeluti olah raga wushu juga akan menampilkan kemampuannya bermain seni bela diri tersebut di panggung.

Olivia akan memainkan tokoh politikus Dastri. “Salah satu adegan monoplay yang diperankan Olivia juga akan diperkaya pada pementasan di Yogyakarta ini,” lanjutnya.

Pentas drama tersebut akan berkisah tentang keteguhan Warga, seorang pejuang sosial dan kemanusiaan yang menghadapi berbagai tekanan kekuasaan.

Isti pun menambahkan, pementasan tersebut juga digelar untuk memaknai rekam jejan aktivis Hariman Siregar, tokoh gerakan Malari (Malapetaka Lima Belas Januari) 1974 yang genap berusia 61 tahun.

“Bang Hariman dan Warga, memiliki kesamaan, yaitu sama-sama aktivis yang humanis dan memiliki cita-cita perubahan,” lanjutnya.