Jakarta Di lintasan balap, Max Biaggi dan Sete Gibernau memang pernah terlibat rivalitas sengit dengan Valentino Rossi. Meski begitu baik Biaggi mau pun Gibernau tetap menunjukkan rasa hormat kepada VR46.
Kompetisi balapan 500cc dan juga MotoGP pernah menghadirkan rivalitas antara Biaggi versus Rossi dan juga Gibernau vs Rossi.
Persaingan tersebut bahkan beberapa kali berlangsung panas. Kejadian di sirkuit Suzuka tahun 2001 misalnya, saat itu Biaggi tampak berusaha menggerakkan siku-nya agar Rossi keluar lintasan. Namun Rossi berhasil mempertahankan posisi dan bisa dengan agresif mendahului Biaggi dan akhirnya meraih kemenangan. Episode itu berlanjut di Catalunya. Ketika itu Biaggi menyebut dirinya baru saja digigit oleh nyamuk yang sangat kecil.
Sementara dengan Gibernau, Rossi sempat menyebut bahwa sang rival itu tidak akan memenangi balapan lagi. Hal itu dipicu oleh insiden di Qatar tahun 2004 yang membuat persahabatan kedua pembalap berakhir. Ketika itu The Doctor menuding Sete menekan ofisial lomba untuk mendiskualifikasi hasil kualifikasi Rossi.
Saat ini baik Biaggi atau pun Gibernau sudah tidak lagi berkiprah di MotoGP. Namun begitu keduanya masih mengenang rivalitas antara mereka dengan Rossi. Meski persaingan yang terjadi begitu intens, panas, dan terkadang tricky, namun baik Biaggi mau pun Sete tetap memiliki rasa hormat kepada VR46.
Saya respek dan memberikan apresiasi kepada Rossi, dan Rossi juga tidak pernah menyembunyikan rasa hormat yang sama kepada saya. Saya tak bisa membantah bahwa Rossi merupakan pembalap legendaris. Kini kami sudah sama-sama dewasa dan tampil di kompetisi yang berbeda. Kami sudah bukan anak-anak lagi dan kami saling menghormati profesi maing-masing, ujar Biaggi seperti dikutip dari Visordown.
Pembalap berjuluk Roman Emperor itu mengatakan bahwa balapan kelas 500cc/MotoGP juga berutang kepada rivalitas tersebut. Entah itu baik atau buruk, namun rivalitas antara saya dengan Rossi memberikan banyak kepada olahraga ini.
Publik jadi tertarik kepada kami dan juga kepada olahraga ini. Dimulai dengan fenomena Italia dan kini menjadi fenomena dunia. Namun benar bila Valentino menjadi orang yang selalu mengancam saya di sepanjang kompetisi itu.
Pujian kepada Rossi juga diberikan oleh Gibernau. Terlepas apa yang pernah terjadi, saya tetap memiliki respek luar biasa untuk Valentino. Saya menyesal karena ada beberapa kali konfrontasi dengan dia, namun saya tak ada dendam. Justru sebaliknya, bila saya menjadi pembalap hebat, itu berkat Valentino, lugas Gibernau seperti dikutip dari GP One.
Gibernau juga menanggapi soal kepindahan Rossi ke Ducati. Jika dia memutuskan pindah Ducati, itu karena dia memang butuh motivasi lebih. Saya berharap untuk Italia, semoga semua berlangsung dengan baik, pungkas dia.