Untuk meraih mimpinya itu, Ancha pada tahun 2010 menghubungi Dubes RI di Moskow, baik melalui email maupun telepon, bahkan, ketika mengetahui Dubes berada di Indonesia, Ancha dan keluarganya bertemu Dubes.
Ancha berkirim surat kepada Dubes untuk mengungkapkan niatnya agar bisa belajar catur di Rusia.
“Kalau Bapak Duta Besar membawa saya ke Rusia untuk belajar catur, insya Allah tidak akan menyesal,” demikian Ancha dalam suratnya kepada Dubes yang akhirnya memberikan kesempatan untuk belajar di Rusia itu.
Dubes Hamid Awaludin menghubungi Federasi Catur Rusia untuk menyampaikan keinginan sang bocah. Sejak kedatangannya di Moskow 10 Maret 2011 Ancha berlatih catur secara intensif di The International School Chess Union di kota Moskow.
Ancha menjadi murid Aleksey, seorang grandmaster terkemuka asal Moskow. Selain itu, Ancha juga tetap mengikuti pelajaran di Sekolah Indonesia Moskow melalui media internet.
Di sekolah catur, Ancha mempelajari aneka taktik, varian-varian dan bermacam-macam jenis pembukaan dalam permainan catur.
Selain itu, dalam setiap latihan Ancha dan sang pelatih selalu melakukan permainan-permainan catur cepat dalam waktu lima menit untuk melatih berbagai kemungkinan dan antisipasi.
Ancha juga dibebani pekerjaan rumah yang bersifat teori. “Yang saya dalami di sini adalah mengkalkulasi langkah,” kata Ancha yang pernah belajar di sekolah catur milik GM Utut Ardianto dan memenangi berbagai pertandingan di Indonesia itu.
Setelah sebulan belajar, Ancha dicoba “kedigdayaan” caturnya dalam pertandingan seumurannya yang diadakan oleh Federasi Catur Rusia.
Ancha berhasil membabat lawan-lawannya dan hanya sekali remis. Demikian pula dalam setiap pertandingan simultan yang dilakukan di KBRI Moskow, Ancha selalu memenangkan pertandingan melawan staf KBRI dan mahasiswa Indonesia.
Dalam setiap kesempatan, Dubes Hamid Awaludin memperkenalkan Ancha kepada tamu-tamunya. “Ancha merupakan salah satu bukti hubungan antara masyarakat Indonesia dan Rusia sudah sedemikian dekat. Semoga juara dunia catur muncul dari Indonesia,” harapnya.
Sebelum kembali ke Tanah Air (29 April), sang pelatih menyampaikan bahwa Ancha memiliki potensi besar untuk menjadi seorang Grandmaster.
“Ancha memiliki potensi dan kemauan untuk maju, namun ia masih harus melatih kesabaran dan memanfaatkan waktu untuk memikirkan langkah-langkah terbaik agar menang di setiap pertandingan,” demikian evaluasi yang diberikan pelatih Ancha, Aleksey.