Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Zunarsih, Senin mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu dua hingga tiga hari untuk menelusuri ketidakhadiran serta memutuskan apakah diperkenankan ikut UN susulan atau tidak.
“Kita harus tahu alasan yang mendasari ketidakhadiran mereka. Bisa saja pada hari pertama, mereka terkendala oleh sesuatu hal sehingga akan dilihat kehadiran pada UN hari Selasa (26/4) untuk mata pelajaran matematika,” ujarnya.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 54 siswa yang tidak hadir memberikabar bahwa mereka dalam keadaan sakit sebagian disertai surat keterangan dokter, satu siswa pindah mengikuti orang tua ke daerah lain. Peserta UN di Kota Bekasi mencapai 31.512 orang.
Ia mengatakan, pemerintah sudah memiliki prosedur yaitu UN susulan pada minggu depan namun itu diperuntukkan bagi yang gagal serta tidak datang dengan alasan yang bisa dibenarkan.
Untuk pelaksanaan ujian pada hari pertama, menurut Zunarsih berjalan lancar tanpa ada kendala begitu juga dengan distribusi soal, pengawasan, sarana serta kesiapan siswa.
“Sebagian besar siswakan sudah mempersiapkan diri dengan baik termasuk mengerjakan soal-soal terkait UN sehingga mereka bisa menyelesaikan dengan baik,” tegasnya.
Begitu juga dengan guru dan pengawas sudah diwanti-wanti agar tidak melakukan kecurangan dengan membantu siswa karena akan ada sanksi berat bahkan berujung pada pemecatan.
Wakil walikota Bekasi Rahmat Effendi disela-sela sidak didampingi pejabat Dinas Pendidikan juga menyatakan pelaksanaan UN berjalan lancar dan pihaknya belum menemukan adanya bocoran soal.
Untuk memantau kegiatan UN tersebut Dinas Pendidikan setempat menurunkan 2.874 pengawas mereka juga dibantu oleh 576 pengawas dari kalangan akademisi.
Peserta UN di Kota Bekasi berasal dari 38 SMP Negeri, sembilan SMP terbuka, 176 SMP Swasta dan 72 madrasah tsanawiyah.
Pelaksanaan UN dilakukan di 38 SMP negeri, sembilan SMP terbuka dan 174 SMP swasta dan 72 madrasah tsanawiyah dan 35 sekolah bergabung ujian di sekolah lain.
Rincian jumlah siswa adalah 13.522 SMP negeri, 13.050 siswa SMP swasta dan 4.938 madrasah tsanawiyah.
“Pada 2010 lalu tingkat kelulusan mencapai 98,71 persen dan kita harapkan sekarang bisa lebih meningkat lagi,” ujarnya.