SURABAYA, KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana menambah cadangan gabah sekitar 2,5 juta ton pada tahun 2011. Langkah ini untuk menghadang masuknya beras impor, terutama untuk kebutuhan masyarakat miskin.
Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Wibowo Ekoputro di Surabaya, Jatim, Senin (25/4/2011) mengatakan, hingga April Bulog Divre Jatim telah membeli sebanyak 160.000 ton gabah kering giling (GKG).
Padahal hingga akhir Maret baru berhasil menyerap 38.000 ton atau sekitar 3,54 persen dari tagert 2011 sebanyak 1,6 juta ton GKG, sedangkan tahun 2010 sebesar 1,2 juta ton.
Dengan hasil panen sesuai harapan, meski kondisi cuaca tidak menentu kata Wibowo, Pemprov Jatim telah mengajukan permintaan kepada Dirjen Tanaman pangan di Kementerian Pertanian menyangkut penambahan cadangan sebesar 2,5 juta ton.
"Selama ini memang sudah ada stok yang pengadaan dilakukan oleh Lembaga pembelian Gabah Badan Ketahanan pangan sebanyak 2,5 juta ton setiap tahun. Pemprov berencana melakukan pengadaan sendiri sebanyak 2,5 juta ton, sehingga stok pangan di Jatim benar-benar aman," katanya.
Wibowo juga mengatakan, hingga saat ini surat permohonan dari Gubernur Jatim menyangkut kenaikan harga gabah yang dikirim kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 17 Maret 2011 belum ditanggapi. Harga pembelian gabah di pasaran umumnya melampaui harga pokok pembelian (HPP) sesuai intruksi presiden atau Inpres Nomor 7 Tahun 2009.
HPP gabah kering panen (GKG) saat ini Rp 2.640 per kilogram agar dinaikkan menjadi Rp 2.950, sedangkan gabah kering panen (GKP) Rp 3.300 per kilogram diusulkan Rp 3.700 per kilogram. Beras Rp 5.60 per kilogram menjadi Rp 5.700 per kilogram.
Tanpa ada kenaikan HPP petani sulit untuk mendapatkan keuntungan atas jerih payah mereka selama musim tanam. Jika hanya mengandalkan HPP, petani hanya bisa menutup biaya produksi petani dalam kondisi normal.