Wednesday, December 8, 2010

Ngentot Dengan Cindy

Namaku Cindy, 2x tahun. Aku akan menceritakan kisahku waktu aku masih di kelas 2 SMA di Surabaya. Aku sekolah di SMA swasta Katolik terkenal di pusat kota. Aku termasuk anak yang pandai di kelas namun tidak kuper. Aku memiliki banyak teman laki maupun perempuan. Aku punya teman baik namanya Andi. Andi adalah sahabat baikku sejak kecil. Kebetulan rumah kami berdekatan. [Lihat cerita ngentot cindy]

Dari kecil kami selalu main bersama, sekolah di sekolah yang sama dan kadang kala beli baju yang sama pula. Orangtuaku dan orangtuanya sudah kenal baik sejak pindah di komplek perumahanku sekitar tahun 80-an. Sebenarnya aku ada sedikit perasaan sih sama Andi. Tapi kok rasanya dia hanya menganggapku saudara. Jadi kusimpan baik-baik saja perasaanku.

Aku punya pengalaman unik dengan Andi, mengenai orgasme, namun tidak sampai kehilangan keperawananku. Suka atau tidak ternyata itu membuatku ketagihan. Aku selalu menginginkan orgasme. Kadang aku mencoba masturbasi, namun tidak pernah berhasil. Aku tidak dapat masturbasi. Aku butuh bantuan lelaki untuk memuaskanku. Biasanya kalau aku sedang ingin, aku selalu menelpon Andi dan minta dia segera datang ke rumahku. Andi selalu memuaskanku.

Kadang kami melakukan di kamar mandi, kadang di kamarku. Kalau lagi iseng kami melakukan di dapur atau di taman belakang. Hari Selasa, Rabu dan Jum'at, Mamaku selalu pergi untuk melakukan kegiatannya. Pulangnya baru sore hari. Kalau Papaku ngantor dari pagi sampai sore. Sedang kakak perempuanku kuliah di luar negeri. Pada ketiga hari itu aku selalu memanggil Andi ke rumah. Kadang semua pembantuku kuberi uang dan kusuruh jalan -jalan ke supermarket. Dan kami berdua akan telanjang bulat di rumah. Pokoknya seperti pengantin baru.

Tapi itu hanya pada awalnya. Kemudian Andi mulai terganggu dan membatasi diri untuk tidak melakukan lagi bersamaku. Alasannya terlalu berbahaya dan perasaan bersalah. Takut kalau kami terjerumus dan kehilangan keperawananku. Andi menyarankan agar aku mulai mengurangi frekuensi petting dan kalau bisa berhenti total. Aku jadi bingung sama Andi. Dia yang mengajariku orgasme, sekarang malah tidak mau bertanggung jawab. Aku jadi kesal dengannya. Aku tidak tahu apakah libidoku yang terlalu besar atau dia yang kelewat sering onani hingga dapat menahan nafsu.

Andi benar-benar berniat berhenti. Dia mulai mengajakku rutin fitness dan kumpul-kumpul bersama teman-teman. Memang kuakui, sejak aku punya jadwal petting sama Andi, aku jadi jarang fitness dan kumpul bareng teman-teman sepermaianan. Aku jadi sibuk berdua dengan Andi.

Dengan aktif kembali ke kegiatanku semula, aku dapat menahan nafsuku. Seharian di fitness center membuat badanku lelah dan tidak berpikiran untuk orgasme. Apalagi teman-teman mulai menyiapkan pesta lagi menyambut paskah. Aku ikut sibuk membantu 'panitia' persiapan sehingga jarang berduaan dengan Andi.

Namun dengan berkurangnya frekuensi orgasmeku, aku jadi punya kebiasaan aneh. Aku sendiri sering heran dengan diriku sendiri. Aku merasa puas dan senang kalau ada teman pria yang melihatku dengan pandangan kagum dan berhasrat. Maka aku sering menggunakan pakaian yang seksi. Kadang aku menggunakan pakaian berleher rendah, sehingga kalau aku menunduk, orang di depanku dapat melihat BH dan bagian depan tubuhku. Aku paling sering melakukan itu pada David. Karena David orangnya sangat lugu dan tidak berani pada wanita. Wajahnya selalu merah kalau aku, Rosa dan Dewi menggodanya habis-habisan.

Kadang aku menggunakan rok mini dan kaos ketat, sehingga teman -temanku mencuri-curi pandang padaku. Tapi aku memamerkan tubuhku hanya pada teman-temanku saja. Aku tidak pernah menggunakan pakaian seperti itu di tempat umum. Paling kalau kami kumpul-kumpul ke rumah teman.

Hal yang paling mengasyikkan dan mendebarkan yaitu kalau aku tidak mengenakan celana dalam di balik rokku. Aku beberapa kali melakukan di sekolah dan waktu kumpul-kumpul di rumah teman.

Suatu hari aku merasa libidoku meningkat. Aku bingung bagaimana memuaskan diri. Jam menunjukkan pukul 11.45. Di sekolahku, seluruh anak kelas 2 masuk siang. Jadi tidak mungkin untuk menelpon Andi. Kemudian timbul ide untuk tidak menggunakan celana dalam. Segera kulepas celana dalamku dan kumasukkan ke dalam tas. Aku merasa tegang waktu melakukannya. Aku berpikir betapa asyiknya berada di tengah orang-orang tanpa menggunakan celana dalam namun mereka tidak menyadarinya. Aku tertawa dalam hati.

Aku segera berpamitan dengan Mamaku dan menuju ke depan garasi. Supirku sudah menunggu di balik kemudi. Aku duduk tepat di belakang bangkunya. 'Siang non.' sapanya. Aku membalasnya dan kami berbincang-bincang singkat. Dalam hatiku aku bertanya-tanya, apakah supirku tahu kalau aku tidak pakai celana dalam. Di perjalanan aku mulai menyingkap rokku pelan-pelan. Dengan tegang kulihat arah kaca spion. Kulihat arahnya tepat ke kaca belakang. Berarti ok.