Tuesday, December 14, 2010

Diperbudak Oleh Nafsu ! surga sesaat


Setiap orang memandang seks sangat berbeda. Ini dipengaruhi oleh pola pendidikan di rumah, agama, norma – norma masyarakat, serta hukum dan peraturan yang berlaku disetiap komunitas masyarakat atau negara.

Seks bukan untuk ditabukan, melainkan wajib dibicarakan dan dimengerti. Agar setiap individu benar – benar memahami resiko dan bahayanya. Bukan hanya kenikmatannya semata.

Walaupun seks itu nikmat, tetaplah anda waspada. Gunakan akal pikiran sehat, serta utamakan keselamatkan hidup anda. Kalimat inilah yang bisa ditekankan Dewa Dewi, sesuai pesan dari penulis surat dibawah ini.

Silahkan anda menuliskan sumbang saran !

Lena – Jakarta
Hallo penulis DD dan pembaca dimana saja berada,

Sebelumnya aku ingin ngasih tau, kalo didalam suratku ini banyak cerita – cerita joroknya. Aku emang menulis sepenggal hidupku apa adanya semoga bisa dipake sebagai pelajaran hidup. Terutama bagi siapa saja yang suka berpetualang seks, seperti aku. Agar pengalamanku ini nggak akan terulang lagi pada siapapun.

Sebut saja namaku Lena, lahir dan besar dikota Jakarta. Aku sudah mengantongi ijasah sarjana dari Universitas swasta yang ternama dikota metropolitan ini. Namun karena keadaan kesehatanku yang kurang menguntungkan, akhirnya masih tinggal dan istirahat dirumah.

Aku mengalami gangguan depresi. Begitu beratnya, sehingga pernah dua kali mencoba mencoba melakukan percobaan bunuh diri.

Pertama, pernah menelan obat tidur dalam jumlah yang amat banyak, hingga terjatuh dan tidak sadarkan diri. Namun kejadian ini kepergok mama, yang akhirnya menelepon ambulance dan dilarikan ke rumah sakit. Dan dirawat beberapa hari diruang ICU. Nyawaku tertolong.

Dan yang kedua, aku pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan cara memotong urat nadiku ditangan sebelah kiri. Hingga darah yang keluar berceceran membasahi sprei tempat tidurku. Tetapi lagi – lagi ketauan oleh mamaku, sehingga dengan cepat aku dilarikan diruang gawat darurat rumah sakit. Nyawaku kembali tertolong.

Berkat bantuan mama, dan orang – orang terdekatku, aku berusaha keluar dari penyakitku ini. Tentu dengan mematuhi nasehat dokter dan psikolog yang menanganiku. Aku juga sudah berjanji sama mama, untuk tidak melakukan perbuatan nekat sekali lagi.

Aku adalah anak tunggal dari keluarga broken home. Karena papa dan mama sering cekcok melulu, akhirnya mama diceraikan papa waktu aku masih SD. Sejak saat itu aku tumbuh jadi anak pemberontak, dan merasa kehilangan kasih sayang orang tua yang utuh.

Sejak masa puber, aku berteman dengan Sara. Dia adalah anak pengusaha kaya. Sebenarnya kau berteman dengan dia bukan karena dia kaya. Karena aku sendiri tidak mengalami masalah ekonomi. Mama adalah single parent, tetapi dai juga pengusaha wanita yang sukses. Sehingga masalah keuangan tidakpernah menjadi permasalahan.

Aku dan Sara sama – sama cocok, karena kurang mendapatkan perhatian dan pengawasan dari orang tua. Kita suka menikmati dunia gemerlap ( dugem). Atau yang juga dikenal dengan dunia abu – abu, atau dunia remang – remang. Mungkin bisa dibilang clubber mania. Soál road show dari cafe / diskotek ke tempat nongkrong lainnya, menjadi hal biasa.
sumber:majalahdewadewi.wordpress.com