Real Mataram harus bermain
dengan 10 orang dalam laga melawan PSM Makassar di Stadion Andi Matalatta, Makassar, sore tadi.
Adalah kiper Arik Bahtiar yang harus diusir keluar lapangan akibat melakukan protes terhadap wasit di menit-menit akhir pertandingan. Arik memprotes kartu kuning yang dia terima akibat wasit menganggapnya memperlama waktu.
“Kartu merah ini bukan karena pelanggaran, tapi karena persepsi wasit. Kita terima saja, tidak complain,” kata manajer wakil DIY itu Kusnadi saat dihubungi detiksport, Sabtu (12/2/2011) malam WIB.
“Kalau mau profesional, harus taat asas fair play. Tidak boleh marah. Ada pelajaran bagus dari pertandingan di Makassar ini karena fair play tidak memandang siapa pun. Kita harus junjung tinggi fair play,” lanjut dia.
Kartu merah ini merupakan yang keempat yang diterima Real Mataram dari lima laga terakhir. Sebelumnya pengusiran pernah dialami oleh Ali Markus (vs Bali Devata dan Aceh United) dan Ryung Thae Phyo (vs Cendrawasih Papua).
Banyaknya kartu merah ini menjadikan PR tersendiri bagi Real Mataram yakni dalam mengarahkan emosi pemain. “Kita cooling down dulu. Ada seni dalam mengarahkan pemain. Materi tim ini hetereogen, dari latar belakang klub dan daerah yang berbeda. Pasti ada proses untuk membentuk perilaku dan mengarahkan emosi pemain,” jelas Kusnadi.
(dtc/nar)