Friday, February 25, 2011

Setelah Beras, Bawang Impor Juga Masuk

2953911p Setelah Beras, Bawang Impor Juga Masuk
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Ilustrasi

SEMARANG, KOMPAS.com – Bawang merah impor dari Filipina dan Vietnam saat ini membanjiri Pasar Johar, Semarang karena bawang merah lokal yang biasanya berasal dari Brebes terlihat langka.

"Saya tidak jual bawang merah lokal, karena pasokan dari Brebes, Kendal, dan Nganjuk kosong. Kalau barang kosong, maka bawang merah impor masuk Semarang. Ini saya jual bawang merah impor dari Vietnam," kata Endarti (34), pedagang di Pasar Johar, Semarang, Jumat (25/2/2011).

Endarti mengatakan, jika bawang merah kosong, karena belum panen, maka bawang merah impor masuk Semarang. Akan tetapi, jika panen bawang merah banyak, maka bawang merah impor dihentikan.

"Jika bawang merah lokal langka, kemudian tidak ada barang impor, maka harganya akan melambung tinggi. Masih ada beberapa pedagang yang menjual bawang merah dengan paling murah Rp 18.500/Kg," katanya.

Ibu dua anak dari Sukoharjo ini mengatakan, sebenarnya pembeli banyak yang memilih bawang merah lokal karena cita rasanya lebih enak dan menyenangkan.

"Sebenarnya jika dilihat dari bentuknya bawang impor Vietnam dan Filipina lebih besar. Bagusnya hanya untuk taburan, tetapi kalau cita rasa lebih enak bawang merah lokal," katanya.

Untuk barang merah impor Filipina dengan bentuk lebih besar, harganya lebih mahal yakni Rp 20.500-Rp 21.000/Kg. Sementara bawang merah harganya Rp 19.000/Kg.

Sejumlah pedagang bawang merah di Pasar Johar, mengaku hanya menjual bawang merah impor. "Bawang merah Jawa (lokal dari Brebes) tidak ada, ini hanya ada barang impor dari Vietnam," kata Bu Sukir (45).

Bu Sukir menjelaskan barang lokal sulit sejak musim penghujan. Hal sama juga diakui Sri (29) yang juga menjual bawang merah.

"Ini hanya ada bawang merah impor dari Filipina, tidak punya yang bawang merah Jawa," kata Sri.

Untuk harga bawang putih di Pasar Johar mengalami kenaikan sejak empat hari terakhir menjadi Rp 21.000-Rp 22.000/Kg.