Thursday, June 16, 2011

Industri Automotif Jepang Mulai Marak di Indonesia

JAKARTA - Staff Ahli Menteri Bidang Penguatan Struktur Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achdiat Atmawinata mengatakan sudah ada tanda-tanda relokasi pabrik kendaraan dan komponen dari Jepang ke Indonesia. Bahkan, pihaknya optimistis, hal itu bisa segera terwujud.

“Indikasinya bisa kita lihat dari maraknya industri automotif Jepang menambah investasi di Indonesia tahun ini, seperti Daihatsu, Toyota. Suzuki juga mulai menambah investasi skala besar ke Indonesia tahun ini guna peningkatan kapasitas produksi,” kata Achdiat, di Jakarta, Rabu (15/6/2011).

Berbagai investasi tersebut, lanjutnya, tentu membutuhkan banyak pasokan komponen kendaraan. Hal itu, kata dia, merupakan salah satu peluang Indonesia dalam upaya menarik investor pabrik komponen automotif.

Dihubungi terpisah, Direktur Pemasaran Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Nissan di Indonesia, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Teddy Irawan mengatakan, pihaknya menyambut baik apabila Jepang jadi merelokasi pabrik kendaraan dan komponennya ke Indonesia.

“Karena apa salahnya kalau mereka relokasi. Justru bagus. Tapi kan memang tidak sesederhana itu,” kata Teddy.

Menurut Teddy, pemerintah dan beberapa pihak terkait seperti ATPM harus bisa mereview secara total mengenai hal-hal apa saja yang bisa mendukung relokasi tersebut.

“Misalnya kebutuhan energi dan kondisi infrastruktur. Indonesia merupakan negara yang maju dan berkembang. Sehingga, rencana relokasi ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi,” ujar Teddy.

Teddy menambahkan, beberapa jenis mobil Nissan yang banyak diproduksi di Jepang di antaranya adalah Juke dan Serena.

Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sudirman Maman Rusdi mengatakan, produsi Daihatsu pada April 2011 hanya sebesar 22 ribu unit, lalu naik menjadi 26.500 unit di bulan berikutnya. Pasalnya, kata Sudirman, pasokan komponen kendaraan dari Jepang mulai membaik.

'Kami targetkan produksi akan mencapai 29 ribu unit, bahkan di atas 30 ribu unit di Juli. Karena suplai komponen mulai membaik,' kata Sudirman.