Medan, (ANTARA) – Walikota Medan Rahudman Harahap mengharapkan kepada seluruh nazir masjid di daerah itu untuk mendirikan koperasi, karena koperasi merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi kerakyatan.
“Dengan demikian keberadaan masjid selain sebagai tempat melaksanakan ibadah juga berguna secara langsung dalam pembinaan ekonomi masyarakat,” katanya di Medan.
Untuk itu, katanya, wawasan, kemampuan penguasaan ilmu agama dan ilmu umum serta profesionalisme harus dimiliki para nazir masjid. Sebab dengan kemampuan itu, mereka akan memanajemen dengan baik masjid yang dikelolanya.
Apalagi memang posisi nazir masjid memang sangat strategis dan penting dalam pembinaan iman, ketakwaan serta kemandirian umat.
“Apalagi Medan memiliki visi utama sebagai kota yang religius, sehingga peran nazir dan tokoh agama ada di garis terdepan demi tercapainya target tersebut dengan baik,” katanya.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan rencananya untuk melaksanakan safari ke masjid-masjid yang ada di Kota Medan.
“Kita akan laksanakan segera agar jarak antara umara atau pemerintah dengan nazir yang mengelola kemakmuran masjid bisa semakin dekat,” katanya.
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Kota Medan, Syafii Susanto, mengatakan, pembinaan nazir masjid dimaksudkan agar kapabilitas dan kemampuan nazir dalam mengelola masjid dapat lebih baik.
“Pengelolaan masjid tidak hanya pada pelaksanaan ibadah mahdah tapi juga ibadah yang berkenaan dengan pembinaan keumatan serta upaya peningkatan perekonomian umat,” katanya.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU), Jhon Tafbu Ritonga dalam kesempatan yang sama mengatakan, fakta di lapangan menunjukkan sampai saat ini masih sangat sedikit masjid di daerah itu yang memiliki fungsi manajemen.
“Kebanyakan masjid dikelola dengan rencana yang tidak jelas serta diurus dengan format organisasi tua. Akibatnya fungsi masjid tidak optimal, sebagaimana diamalkan pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabat,” katanya.