YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Lahar dingin hasil erupsi Gunung Merapi yang mengalir di sungai ke arah Magelang, Jawa Tengah (Jateng), diperkirakan masih mengancam hingga empat tahun ke depan.
"Material yang dimuntahkan Merapi pada 2010 mencapai 150 juta meter kubik. Untuk yang di Magelang, sepertiganya saja belum ada," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono di Yogyakarta, Jumat (25/2/2011).
Menurut dia di sela diskusi Pascaerupsi Merapi, lahar dingin yang mengalir ke Magelang diperkirakan belum mencapai sepertiga bagian dari material Merapi yang keluar.
"Aliran material lahar dingin yang merusakkan sebagian jembatan dan jalan di Magelang dipastikan tidak akan selesai tahun ini," katanya.
Setidaknya satu kali periode musim hujan berhenti, lahar juga akan berhenti. Namun, pada tiga kali musim hujan berikutnya, lahar itu masih tetap ada, terlebih jika hujan turun dengan intensitas yang cukup tinggi.
"Pada periode 2006 letusan Merapi hanya mengeluarkan material dalam jumlah kecil, tetapi aliran lahar belum juga teratasi dalam jangka waktu empat tahun. Padahal, letusan 2010 mengeluarkan material lebih banyak dibandingkan dengan letusan 2006," katanya.
Menurut dia, ancaman lahar dingin itu akan lebih lama dari ancaman gunung apinya. Ketika nanti Merapi meletus lagi diperkirakan material lahar dingin yang ada sekarang belum habis.
"Hal itu akan semakin menambah jumlah material yang dikeluarkan Merapi, yang akan menjadi aliran lahar dingin jika turun hujan deras di sekitar puncak gunung berapi tersebut," katanya.