Mengapa banyak pendaki yang ingin mendaki Merbabu? Pesona sunset dan savana di Merbabu lah alasan kebanyakan. Bagi yang belum pernah ke Merbabu, atau sudah pernah, tetapi tak menyadari keindahan pesona tadi, silahkan kunjungi Merbabu dan perlahan - lahan temukan keindahan dua pesona tersebut. Niscaya, Merbabu akan menjadi salah satu gunung yang di rindukan.
Titik terbaik untuk mengabadikan sunset Merbabu dari ketujuh puncaknya, terutama dari Puncak Utama dan Puncak III. Dari Puncak III yang ditancapi menara pemancar ini, pesona sunset - nya begitu memukau. Warna langit yang muncul sebelum sunset, abu - abu kebiruan dengan aksesori alam berupa gerombolan gumpalan awan putih beragam bentuk yang berarak pelan.
Lambat laut warna langit dan awannya pun berubah. Semakin mendekati mentari tenggelam, warna kuning keemasan begitu mendominasi. Lalu langit memerah dan awan pun berubah menipis kehitaman. Yang lebih menarik lagi ada dua gunung yang berdiri anggun berdampingan yakni gunung Sindoro dan gunung Sumbing . Keduanya menjadi ornamen pemanis sunset Merbabu.
Ketika setengah bulatan matahari senja masuk ke garis batas cakrawala, itulah moment yang paling sempurna untuk mengabadikan sunset Merbabu. Itu pula yang membuat banyak orang terhipnotis pesonanya hingga lupa waktu. Ada yang keasyikan memotret atau merekam fenomena alam yang fantastik itu lewat kamera digital maupun handycam. Ada pula yang terlena berlama - lama mengabadikan diri berlatar belakang langit memerah hingga tak terasa gelap karena sudah berganti malam.
Savana - nya juga mudah ditemui di beberapa titik, terutama di lembah dan punggungan setelah menuruni puncak utama Merbabu yang ditandai dengan triangulasi. Atau sebelum menuju puncak utama bila pendakian dari Dusun Genting, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, karenanya banyak yang bilang Savana Selo.
Savana Merbabu punya keeksotisan tersendiri. Rumputnya tumbuh di areal cukup luas, mencakup lembah, lereng, dan punggungnya bak hamparan permadani alami raksasa bila dilihat dari kejahuan. Bila dilihat dari dekat, savana - nya berupa padang rumput yang luas, dengan beberapa pohon edelweis yang tumbuh secara berkelompok maupun menyendiri. Waktu yang tepat untuk mengabadikan savana Merbabu, saat musim panas. Ketika itu, warna savana - nya hijau muda bercampur kuning keabu - abuan. Pesonanya begitu menggoda dan mampu menerbitkan rasa kagum siapapun.
Sampai kini, 7 puncak, sunset, dan savana Merbabu masih menjadi daya pikat utama orang datang mendaki. Peminatnya bukan cuma pendaki dari berbagai kota dan daerah di Indonesia tapi juga mancanegara seperti Swiss, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa.
Untuk dapat menikmati sunset dan savana Merbabu, tak ada pilihan lain selain mendaki gunung yang sudah berstatus Taman Nasional Gunung Merbabu ( TNGM ) sejak 2004 lalu. TNGM seluas 5.725 Ha ini berada di 3 Kabupaten yakni, Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Selain sunset dan savana Merbabu, TNGM ini menyimpan sejumlah flora antara lain pinus, puspa, bintamin, akasia decuren, dan beberapa jenis perdu, adas, eldeweis serta tanaman efifit.
Hutannya menjadi rumah bagi sejumlah fauna seperti kera ekor panjang, lutung hitam, kijang, musang, macan tutul, landak, luwak, dan beberapa jenis burung seperti elang hitam, kutilang, pentet, sepah gunung, dan puter. Gunung Merbabu berasal dari kata 'meru' yang berarti gunung dan 'babu' yang berarti wanita. Kendati memiliki 5 buah kawah yakni Kawah Condrodimuko, Kombang, Kendang, Rebab, dan Kawah Sambernyowo, namun gunung ini dikenal sebagai gunung tidur karena jarang sekali meletus.