Foto : ANTARA/Lintang Nusa/ip
PALU: Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan Indonesia saat ini kesulitan memenuhi permintaan rumput laut dunia yang mencapai 10 juta ton per tahun, karena produksi di dalam negeri baru 3,082 juta ton.
“Kita kesulitan karena dari mana-mana minta rumput laut. Sekarang permintaan sudah 10 juta ton per tahun,” katanya saat meresmikan depo rumput laut di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (26/2).
Peresmian depo tersebut sekaligus dirangkai dengan peresmian pabrik rumput laut dan sentra pengolahan ikan roa asap di Luwuk, Kabupaten Banggai.
Menurut Fadel, salah satu yang menyebabkan tingginya permintaah rumput laut dari luar karena Indonesia di mana-mana kampanye produksi rumput laut.
Mantan Gubernur Gorontalo itu mengatakan beberapa tahun sebelumnya produksi rumput laut masih dipegang Filipina dengan produksi rata-rata dua juta ton per tahun.
Sekarang, menurur dia, Indonesia menjadi produsen rumput laut terdepan dengan produksi tiga juta ton pada 2010. Produksi tersebut meningkat dari tahun 2009 yang hanya 2,574 juta ton. “Selamat tinggal Filipina,” kata Fadel.
Fadel mengatakan hasil penelitian bank dunia menyebutkan, rumput laut paling baik berada di Sulawesi. Dia mengatakan, jika potensi ini dimanfaatkan akan sangat menguntungkan masyarakat khususnya masyarakat nelayan pesisir. “Kita rugi jika tidak memanfaatkan potensi ini,” katanya.
Ia mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang menyiapkan 60 klaster rumput laut untuk merealisasikan target produksi sebesar 10 juta ton pada 2014 mendatang.
Selain produksi Kementerian Kelautan dan Perikanan juga akan berusaha meningkatkan nilai tumbuh rumput laut dengan melakukan pengolahan rumput laut menjadi beberapa turunan sebelum dilepas ke pasar. “Kebutuhan rumput laut sangat banyak,” katanya.
Ia mengatakan dirinya sedang menyiapkan konsep agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan instruksi presiden (inpres) terkait dengan budi daya rumput laut di Indonesia, sehingga anggarannya lebih meningkat.
“Saya sedang membujuk presiden agar membuat inpres untuk budi daya rumput laut. Saya yakin kalau ada inpresnya maka anggarannya akan lebih besar,” kata Fadel. (Ant/ip/OL-04)