KOMPAS.com – Sejatinya, tuntutan reformasi di Irak bukan serta-merta menumbangkan rezim. Tapi, reformasi itu tetap saja menuntut nyawa. Menurut warta AP dan AFP pada Jumat (25/2/2011), sedikitnya lima orang terbunuh dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran antipemerintah di Irak. Insiden itu terjadi saat aksi unjuk rasa yang diikuti oleh ribuan orang di sejumlah kota.
Demonstrasi itu dinamakan sebagai "Hari Kemarahan". Kekerasan yang merenggut nyawa ini terjadi di kota Mosul dan kota Hawija, Irak utara.
Sekitar 4.000 orang mengikuti aksi di depan kantor gubernur di Basra, kota terbesar kedua. Mereka menuntut para wakil rakyat mundur. Namun, demonstrasi terbesar terjadi di ibu kota Irak, Baghdad, yang diikuti beberapa ribu orang di lapangan utama.
Ternyata, dalam ibu kota Irak itu nyaris lumpuh dan pihak berwenang menempatkan ribuan tentara di jalan-jalan. Aparat keamanan bahkan melarang lalu lintas kendaraan di pusat kota. Para demonstran melemparkan batu ke arah polisi antihuru-hara dan berusaha merobohkan pagar pembatas yang menghalangi Jembatan Jumhuriyah di dekat lapangan.