Depok, 5/2 (ANTARA) – Rektor Universitas Indonesia (UI), Gumilar Rusliwa Somantri mengatakan sebagai sebuah negara Indonesia mempunyai pondasi yang kuat, sehingga jauh dari ancaman sebagai negara gagal.
Hal tersebut dikatakan Gumilar menanggapi pertemuan Tokoh Lintas Agama dan Forum Rektor, yang menyatakan Indonesia akan menjadi negara gagal, bila pemerintah tidak cepat mengambil keputusan tepat untuk mencegahnya.
“Banyak pendapat wajar, tapi saya tak sependapat dengan mereka,” kata Gumilar, usai melakukan wisuda mahasiswa UI, di Balairung UI Depok, Sabtu.
Gumilar juga mengatakan bahwa UI memang menjadi anggota dalam Forum Rektor, namun tidak aktif dalam melakukan kegiatan yang ada.
Ia menilai pencapaian proses politik di Indonesia sudah baik. Ini bisa ditandai dengan menguatnya “civil society” dan sistem demokrasi yang maju dibandingkan sebelumnya.
“Civil society yang kuat merupakan bagian penyeimbang dari pemerintah. Demokarsi Indonesia juga diakui dunia internasional,” katanya.
Dikatakannya sebagai negara Indonesia semakin matang, berbagai kendala telah dihadapi seperti kejadian pada 1997-1998, dimana banyak kejadian kerusuhan dapat dilalui dengan baik.
Ia mengharapkan dalam membaca suatu indeks terhadap sesuatu hal, jangan dilihat secara silogisme saja, karena ada hal-hal yang harus juga dilihat, sehingga penilaiannya jadi lebih objektif.
“Kalau para tokoh menkritik harus diterima tapi seharusnya juga mereka bersifat objektif dengan apa yang ada,” tegasnya.
Gumilar juga berkeyakinan bahwa Indonesia mempunyai daya adaptasi yang tinggi, terhadap sesuatu gejolak yang ada baik dari dalam maupun dari luar.
“Gejolak yang terjadi di Mesir atau Tunisia telah kita lalui di Indonesia yaitu pada 1998 lalu, sehingga era tersebut telah berlalu,” katanya.
Menurut dia, proses pembangunan saat ini masih terus berjalan dengan baik, jika ada yang berhasil dan belum masih wajar.