Monday, February 21, 2011

Nilai Impor Karet Sumut Naik 67,03 Persen

Medan, 21/2 (ANTARA) – Nilai impor karet dan barang dari karet Sumatera Utara selama tahun 2010 naik 67,03 persen atau mencapai 97,945 juta dolar Amerika Serikat, meski daerah itu merupakan salah satu daerah penghasil dan pengekspor terbesar produk itu.


“Menurut data, nilai impor kelompok barang dari karet memang terus naik menyusul volume dan harga yang juga naik,” kata Kabid Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Erwin Said di Medan, Senin.


Pada tahun lalu hampir setiap bulan terjadi kenaikan nilai impor produk karet Sumut.


Pada Desember 2010 misalnya, nilai impor naik 2,43 persen atau menjadi 7,856 juta dolar AS dari November yang masih 7,670 juta dolar AS.


Menurut dia, berdasarkan keterangan pengusaha, impor karet dan barang dari karet dilakukan untuk menutupi kebutuhan pabrikan ketika pasokan di dalam negeri khususnya lokal sedang ketat.


Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah membenarkan tingginya impor produk itu, tetapi masih jauh lebih kecil ketimbang ekspor.


Impor, kata dia, biasanya dilakukan ketika pasokan di dalam negeri ketat atau harga impor lebih murah dibanding harga lokal.


Selain Indonesia, negara penghasil karet terbesar adalah Thailand dan Malaysia.


Pada 2010, nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumut mencapai 2,391 miliar dolar AS atau naik 102,10 persen dibandingkan 2009 yang masih 1,183 miliar dolar AS.


Kenaikan ekspor itu sendiri cenderung dipicu kenaikan harga jual, meski secara volume ekspor juga mengalami kenaikan.


Harga ekspor karet kini sudah berada pada kisaran lima-an dolar AS per kg.