Saturday, February 5, 2011

Evakuasi Mahasiswa Aceh Di Mesir Diminta Dipercepat


Banda Aceh, 5/2 (ANTARA) – Berbagai kalangan meminta proses evakuasi masyarakat dan mahasiswa khususnya asal Aceh di Mesir agar dipercepat, menyusul memburuknya situasi keamanan akibat krisis politik di negara tersebut.


“Untuk menjawab keresahan dan kekhawatiran anggota keluarga yang anaknya kuliah di Mesir, kami berharap proses evakuasi mereka ke tanah air agar dipercepat,” kata Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk Faisal Ali di Banda Aceh, Sabtu.


Keberadaan mahasiswa asal Aceh di Mesir itu bukan untuk jalan-jalan, tapi mereka adalah para “pejuang” yang sedang menuntut ilmu bagi kemajuan Aceh di masa mendatang, katanya.


“Karenanya mereka wajar mendapat perhatian serius dari Pemerintah Aceh, apalagi kondisinya saat ini cukup mengkhawatirkan sebagai dampak krisis politik dan keamanan di Mesir,” katanya.


Sementara itu, salah seorang mahasiswa asal Aceh di Mesir Azmi Abubakar melalui emailnya, menyebutkan situasi keamanan di negara “piramid” tersebut semakin memanas pada Jumat (4/2).


Kemudian, krisis ekonomi kini mulai berdampak pada langkanya barang-barang serta melonjaknya harga telah membuat ketidaknyamanan mahasiswa dan warga pendatang, khususnya asal Aceh.


“Persediaan logistik mahasiswa dikhawatirkan akan semakin berkurang. Kami juga harus meningkatkan kewaspadaan akibat aksi pencurian dan penjarahan. Kami kesulitan mengambil uang karena sebagian besar ATM tidak lagi aktif,” katanya.


Oleh karena itu, ia berharap proses evakuasi dipercepat dan harus menyeluruh untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan terjadi kepada mahasiswa.


“Kami mendesak Pemerintah Aceh serius menangani masalah ini dengan mengambil kebijakan khusus karena Mesir yang tak lagi aman,” kata Azmi Abubakar.


Sementara itu, juru bicara posko responsif Ikatan Keluarga Alumni Timur Tengah (IKAT) Tgk Tamlicha menyebutkan informasi diperoleh warga dan mahasiswa asal Aceh merasa kecewa karena lambannya proses evakuasi yang dilakukan Pemerintah.


“Proses evakuasi masyarakat dan mahasiswa asal Indonesia agak lamban dibanding negara lain seperti Malaysia yang telah memulangkan seluruh warganya yang mencapai 11 ribu jiwa,” kata dia mengutip laporan mahasiswa asal Aceh di Kairo.


Jika evakuasi sekitar 400 orang/hari dari total sekitar 6.000 WNI di Mesir, maka membutuhkan waktu berkisar 1,5 bulan untuk pemulangan ke tanah air, kata Tamlicha.


Sebagai solusinya, menurut dia dibutuhkan peran masing-masing Pemda untuk memikirkan juga proses percepatan evakuasi warga di Mesir, apalagi situasi di sana (Mesir) yang semakin tidak jelas.