Banda Aceh, (ANTARA) – Production House (PH) Bulan Sabit Production (BSP) akan menyeleksi pemain (casting) untuk film layar lebar “Janji Sang Pemberani” di Kota Banda Aceh yang dijadwalkan pada 6 Februari 2011.
“Kota Banda Aceh merupakan salah satu daerah casting yang orientasinya untuk sebuah film dalam rangka membangun karakter anak bangsa,” kata eksekutif produser BSP, Reza B Surianegara di Banda Aceh.
Didampingi Humas PB Forki, Fauzi Saidi, disebutkan pembuatan film tersebut terjalin atas kerja sama BSP dengan Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) dan Pengurus provinsi (Pengprov) Aceh.
Orientasi dari film itu dalam upaya membangun karakter bangsa agar terwujud kualitas anak Indonesia yang memiliki wawasan kebangsaan, menciptakan pimpinan yang berahlak mulia, mandiri, cerdas, berprestasi dan berdaya saing yang dilandasi iman serta taqwa.
Sebagai tahap awal pembuatan film itu maka akan diadakan pemilihan calon-calon bintangnya melalui casting terhadap karateka anak-anak yang berusia 12 hingga 14 tahun.
“Karenanya, Kota Banda Aceh terpilih dari sembilan kota di Indonesia untuk lokasi casting,” kata Reza yang juga produser pelaksana film “Garuda di Dadaku”.
Film “Janji Sang Pemberani”, katanya terinspirasi dari kisah nyata berlatar belakang peristiwa tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004.
“Dalam bahasa Jepang disebut Dojo Kun (janji sang pemberani) yang mengangkat cerita tentang perjuangan penuh semangat dan ketegaran hari seorang anak untuk mewujudkan keinginannya menjadi kebanggaan keluarga dan negeri tercinta serta dirinya sendiri,” kata Reza.
Film itu juga mengisahkan bagaimana teguhnya masyarakat dan budaya Aceh setelah musibah yang merenggut jiwa penduduk di daerah berjuluk “Serambi Mekah” ini.
“Kami juga akan melakukan survei untuk shooting film yang akan melibatkan sedikitnya 200 pemain, termasuk artis-artis lokal yang berlatar belakang anak-anak karate di Aceh,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Pengprov Forki Aceh terpilih, Darmuda, menyambut baik pembuatan film bertema “Janji Sang Pemberani” yang sebagian besar shootingnya dilakukan di Aceh.
“Kami akan mendukung pembuatan film ini, karena akan berdampak baik upaya mempromosi Aceh. Selain itu bisa menjadi media bagi anak-anak tentang olahraga karate yang tidak hanya identik dengan kekerasan,” kata dia.
Dengan adanya film tersebut, dia berharap olahraga karate di Aceh benar-benar bisa merakyat, sehingga juga dapat membantu pemerintah untuk mengarahkan remaja agar tidak terpengaruh ke hal-hal yang negatif.