Deputi Menteri BUMN Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Parikesit Suprapto mengatakan perusahaan asuransi yang berstatus badan usaha negara (BUMN) itu telah melakukan persiapan untuk menyerap SUN, menyusul kesepakatan dengan Menteri Keuangan beberapa waktu lalu.
“Sudah siap untuk menyerap SUN sewaktu-waktu. Untuk pelaksanaan pastinya, hal itu tergantung dari kebutuhan untuk menstabilkan SUN,” ujarnya hari ini.
Parikesit tidak menyebutkan total dana yang dialokasikan oleh BUMN asuransi dan jasa keuangan untuk menyerap SUN. Namun, pekan lalu dia menyebutkan dana yang disiapkan bisa mencapai lebih dari Rp1 triliun.
“Hal ini karena nilai SUN yang di pasar juga cukup besar, sehingga butuh dana yang memadai untuk menstabilkannya. Untuk nilainya, itu tergantung masing-masing perusahaan yang terlibat,” lanjut Parikesit.
Pemerintah sejauh ini menyiapkan sekitar 13 BUMN untuk menjaga kestabilan harga surat utang negara. Perusahaan yang terlibat itu diproyeksikan menjadi cikal-bakal dari rencana pembentukan dana stabilisasi obligasi atau bond stabilization fund (BSF).
Sebelumnya, Parikesit menyatakan BUMN yang terlibat dalam stabilisasi SUN itu adalah empat perusahaan di sektor perbankan, tujuh perusahaan di sektor asuransi, Jamkrindo, dan kliring berjangka. “Untuk BUMN sekuritas, berfungsi sebagai arranger saja.”
Pemilihan BUMN untuk menyerap obligasi negara itu juga dapat memberikan dua keuntungan bagi perusahaan yang terlibat, yaitu sebagai alternatif investasi dan membantu pemerintah menjaga stabilitas harga SUN. (yes)