JAKARTA: Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menghitung potensi penerimaan yang hilang akibat tidak tercapainya produksi (lifting) minyak bisa mencapai Rp4-5 triliun.
Potensi kerugian tersebut didasarkan asumsi lifting minyak sekitar 950 ribu barel per hari dengan harga minyak mentah di kisaran US$100-110 per barel.
“Sekitar Rp 4-5 triliun. Asumsinya ya itu 950 ribu barel per hari dengan range harganya US$100-110 per barel. Itu juga sudah memperhitungkan bagi hasil pemerintah, jelas Pri Agung saat dihubungi Senin (25/4).
Sebelumnya pemerintah pesimistis target lifting minyak tahun ini sebesar 970 ribu barel per hari, akan tercapai.
Dalam asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011, asumsi lifting minyak ditargetkan mencapai 970 ribu barel per hari dengan harga minyak US$ 80 per barel.