Yogyakarta - Sekolah yang guru dan muridnya menolak melaksanakan penghormatan kepada bendera Merah Putih tidak perlu ditutup, kata Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh.
'Saya kira tidak harus tutup-menutup sekolah. Semua pihak harus memahami bahwa penghormatan dan penyembahan itu sesuatu yang berbeda,' katanya usai menghadiri Kontes Robot Nasional (KRN) 2011 di UNiversitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, sebagai warga negara dan bangsa Indonesia, masyarakat seharusnya bisa membedakan mana yang merupakan bentuk penyembahan dan mana yang penghormatan. Semua pihak diminta untuk menghargai dan menjalankan kesepakatan yang ada.
'Sebagai warga yang hidup di Indonesia, sudah seharusnya menjalankan apa yang telah disepakati di negara ini, termasuk yang menyangkut bendera Merah Putih yang telah disepakati bersama. Jika tidak sepakat ya aneh,' katanya.
Ia mengatakan, semua pihak seharusnya bisa memahami konteks dan kondisi kebangsaan dewasa ini, sehingga dapat menjalankan apa yang telah disepakati bersama.
'Saya secara khusus belum bertemu dengan penyelenggara sekolah yang tidak melakukan penghormatan kepada bendera Merah Putih,' katanya.
Ditanya tentang dugaan tindak kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Sekolah Dasar (SD) di Jawa Timur, ia mengatakan, sebenarnya langkah penyelesaian dengan mengulang ujian merupakan pilihan yang tepat.
'Saya kira penyelesaiannya cukup mudah, yakni dengan melaksanakan ujian ulangan. Dengan demikian, masalahnya selesai,' katanya.
Ia mengatakan, dirinya memberikan apresiasi kepada orang tua yang menginginkan sikap jujur dalam proses pembelajaran di sekolah.
'Masyarakat seharusnya mengikuti aturan yang ada, dan tidak mengucilkan orang tua yang mau menumbuhkan sikap jujur pada anak didik,' katanya.