Saturday, January 29, 2011

Apa karena kepemimpinan wasit sehingga suporter Persib menghimbau pindah ke LPI

Dalam sepakbola, kepemimpinan wasit sangat penting. Hal ini masuk akal mengingat bahwa dengan skor 1-0 saja pertandingan sudah bisa dimenangkan. Kemenangan tipis tentu sangat jelas peranan kepemimpinan wasit. Pengalaman lalu wasit sering disetel oleh pihak klub atau pengurus PSSI, menjadikan sasaran kesalahan ketika suatu klub kalah. Karena itu, agar tidak menjadi kambing hitam suatu kekalahan semestinya kredibilitas wasit dijaga. Entah benar atau salah kepemimpinan wasit, wasit akan jadi tumpahan alasan kekalahan klub, apalagi mengingat rapor merah yang sudah-sudah. sekalipun wasit sudah benar-benar obyektif sekalipun, kesalahan masa lalu tidak bisa terhapus, apalagi kesalahan itu sudah banyak dan sering menjadi perbincangan umum.


Suporter Persib Serukan Pindah ke LPI



Para suporter Persib Bandung saat membela timnya.


BANDUNG, KOMPAS.com — Suporter Persib menyerukan klubnya pindah ke Liga Primer Indonesia. Seruan itu beberapa kali diteriakkan ribuan suporter saat mendukung timnya menjamu Arema Malang dalam lanjutan Indonesia Super League, Minggu (23/1/2011).


Hingga berita ini diturunkan, pertandingan belum berakhir. Para suporter tampak kecewa dengan kepemimpinan wasit, juga hasil sementara yang membuat Persib tertinggal 0-1.


Mereka pun melakukan pelemparan benda-benda ke lapangan. Bahkan, kembang api ditembakkan langsung ke lapangan hingga pertandingan dihentikan sejenak oleh wasit sambil menunggu situasi terkendali. Sampai berita ini diturunkan, pertandingan sudah terhenti sekitar 10 menit dan belum dilanjutkan.


Sambil melakukan pelemparan, para suporter juga terus menyerukan Persib pindah ke Liga Primer Indonesia (LPI). “Pindah, pindah, pindah ke LPI. Pindah ke LPI sekarang juga!” demikian teriakan ribuan suporter Persib secara serempak.


Banyak hal yang memang harus diperbaiki dalam persepakbolaan nasional kita. Terlepas adanya pertarungan elit politik untuk merebut massa lewat sepakbola. Yang terpenting, mana yang memang benar-benar menginginkan perbaikan persepakbolaan nasional dan mana yang tidak, itulah yang terpenting. Siapapun bisa mengklaim kemajuan sepakbola berkat jasanya, namun apa ada yang mengklaim bahwa semua kegagalan demi kegagalan adalah buah dari perannya. Jelas tidak ada? Ibarat instrospeksi itu berasal dari diri sendiri. hanya dengan mengakui kesalahan, sehinga barulah kesadaran untuk melakukan suatu perbaikan baru bisa dicapai.