Desakan mundur terhadap Nurdin Halid akhir-akhir ini menguat. Di stadion-stadion kala tim nasional berlaga misalnya, tak jarang penonton yang hadir menyuarakan koor: “Nurdin Turun, Nurdin Turun”.
Kini gerakan itu semakin menguat. Dalam kurun waktu sekitar sepekan terakhir, ribuan suporter dari seluruh Indonesia “mengepung” kantor PSSI.
Dalam wawancara yang ditayangkan MetroTV, Senin (28/2/2011) sore WIB, Nurdin mengatakan bahwa gerakan-gerakan tersebut telah membuat dirinya dan keluarga terganggu. Pria berjuluk “Sang Puang” itu menambahkan bahwa keluarganya pun menanyakan alasannya untuk bertahan di kursi ketua umum PSSI.
“Awal-awal waktu muncul gerakan, istri saya, anak saya sudah diskusi di meja makan. Mereka bertanya ‘ada apa kok bapak mau bertahan? Kalau memang bermasalah, jangan pertahankan jabatan itu’, ” jelas Nurdin.
“Saya jelaskan bahwa saya bertahan bukan karena sesuatu karena kepentingan pribadi saya. Ini harga diri untuk sebuah organisasi, yang menurut saya sudah bekerja secara sekuat tenaga kemudian memiliki visi yang sangat kuat meningkatkan prestasi,” terang Nurdin.
“Tidak ada penghargaan sama sekali di semua tingkatan. Sama sekali tak ada penghargaan. Ini yang membuat harga diri saya tercabik-cabik, anak istri memahami alasan itu,” lugas ketua umum PSSI sejak tahun 2003 itu.
Nurdin pun meminta agar publik melihat sesuatu dengan objektif. “Mungkin saya banyak kelemahan, tapi saya punya sesuatu yang saya lakukan untuk bangsa ini. Apa itu nggak boleh?” tuntas dia.